Tingginya Kasus Hipertensi di Malalak Timur: Penyebab, Dampak, dan Upaya Pencegahan

     Berdasarkan data yang diperoleh dari Puskesmas Malalak, diketahui bahwa penyakit yang paling banyak terjadi di Malalak Timur adalah Hipertensi dengan total kasus 1222 di sepanjang tahun 2024 (43.42% dari total penduduk Malalak Timur). Dengan lampiran data sebagai berikut:

No Jenis Penyakit Jumlah Kasus
1 Hipertensi Esensial (Primer) 1222
2 Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA) tidak spesifik 545
3 Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA) pada beberapa lokasi dan lokasi tidak spesifik 505
4 Dispepsia 301
5 Pemeriksaan Lanjutan Setelah Pengobatan yang Tidak Ditentukan 274
6 Radang Sendi 179
7 Kematian Jaringan dalam Gigi 170
8 Kerusakan Tulang Rawan Sendi, Tidak Spesifik 103
9 Demam yang Tidak Diketahui Penyebabnya 77
10 Penglihatan Terbatas (pada Kedua Mata) 67

      Hipertensi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah di atas normal yang menyebabkan peningkatan angka kesakitan (morbiditas) dan angka kematian/ mortalitas (Wati dkk, 2023). Sementara itu, menurut World Health Organization (WHO) hipertensi adalah kondisi ketika tekanan darah seseorang melebihi batas normal yaitu 140/ 90 mmHg.

     Hipertensi terbagi menjadi 2 yaitu hipertensi primer dan hipertensi sekunder. Hipertensi primer adalah tekanan darah sistemik yang naik secara presisten sedangkan hipertensi sekunder adalah peningkatan tekanan darah karena suatu kondisi fisik yang ada sebelumnya, seperti penyakit ginjal atau gangguan tiroid (Wati dkk, 2023).

    Setelah dilakukan wawancara kepada beberapa warga di Malalak Timur, diketahui bahwa warga yang mengalami Hipertensi dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu merokok, sering mengkonsumsi makanan asin, dan faktor genetik. Sejalan dengan hal tersebut, penelitian yang dilakukan oleh Erman, dkk (2021) menemukan bahwa merokok menjadi salah satu faktor eksternal yang menyebabkan hipertensi. Selain itu, berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ramadhini & Suryati (2018) diketahui bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kebiasaan konsumsi makanan asin dengan hipertensi. Kalangi, Umboh, & Pateda (2015) menyebutkan bahwa hipertensi pada orang tua meningkatkan risiko hipertensi pada anak sebesar 4-15 kali lipat.

      Apabila kondisi Hipertensi tidak segera diatangani atau dianggap remeh, maka dapat menyebabkan komplikasi berupa stroke, jantung koroner, gagal ginjal, dan lain sebagainya. Oleh karena itu, sejalan dengan rekomendasi Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, berikut cara pencegahan, pengendalian, dan mengurangi risiko Hipertensi yang dapat dilakukan masyarakat Malalak Timur:

  • Mengurangi konsumsi garam (jangan melebihi 1 sendok the per hari)
  • Melakukan aktivitas fisik secara teratur (seperti jalan kaki 3 km. olahraga 30 menit perhari minimal 5x dalam seminggu)
  • Tidak merokok dan menghindari asap rokok
  • Mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang
  • Mempertahankan berat badan ideal
  • Menghindari minum alkohol

Sumber:

Erman, I., Damanik, H, DL., Sya’diyah. (2021). Hubungan merokok dengan kejadian hipertensi di puskesmas kampung Palembang. Jurnal Keperawatan Merdeka (JKM), 1(1): 54-61
Kalangi, J. A., Umboh, A., & Pateda, V. (2015). Hubungan faktor genetic dengan tekanan darah pada remaja. Jurnal e-Clinic, 3(1): 66-70
Wati, N. A., Ayubana, S., Purwono, J. (2023). Penerapan slow deep breathing terhadap tekanan darah pada pasien hipertensi di rsud jend. ahmad yani metro. Jurnal Cendikia Muda, 3 (1), 2807-3469
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (2018): Pencegahan dan pengendalian Hipertensi, mengurangi risiko Hipertensi – Penyakit Tidak Menular Indonesia

Scroll to Top