Kelompok Tani Toboh Organik yang berlokasi di Malalak Timur, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, telah mengalami perjalanan panjang dalam mengembangkan pertanian berkelanjutan. Kelompok ini didirikan pada bulan November 2011 dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan petani melalui pertanian organik. Awalnya, kelompok ini terdiri dari 36 orang yang berasal dari berbagai jorong, seperti Toboh, Bukik Malanca, dan Subarang Pakan Usang. Namun, seiring berjalannya waktu, jumlah anggota yang aktif saat ini hanya tersisa 11 orang.
Dukungan dan Bantuan yang Diterima
Dalam perjalanannya, kelompok ini telah mendapatkan berbagai bantuan untuk mendukung kegiatan pertanian mereka. Beberapa bantuan yang mereka terima antara lain:
- Air Bersih: Penyediaan fasilitas air bersih untuk kebutuhan pertanian dan ternak.
- Rumah Kompos: Bantuan pembangunan rumah kompos yang diberikan oleh Bank Indonesia (BI), sehingga mereka dapat mengolah pupuk secara mandiri.

- Pembibitan: Bantuan bibit dari Kebun Bibit Rakyat (KBR), seperti bibit durian, bibit manggis, dan kulit manis sejak tahun 2018.
- Ternak Swadaya: Pengelolaan ternak secara swadaya oleh anggota kelompok.
- Program Jawi PPMBK: Pada tahun 2016, kelompok ini menerima bantuan dua ekor sapi betina dari program kehutanan, yaitu jenis Simental dan Limosin. Sapi-sapi tersebut telah melalui proses inseminasi buatan (IB) dan menghasilkan tujuh anakan, dengan empat ekor di antaranya sudah terjual.
Program dan Kegiatan Kelompok
Kelompok Tani Toboh Organik menjalankan berbagai program yang mendukung pertanian berkelanjutan, antara lain:
- Pertanian Padi: Mereka menerapkan metode pertanian organik dalam budidaya padi untuk meningkatkan kualitas hasil panen.
- Pembuatan Pupuk Kompos: Dengan adanya rumah kompos, kelompok ini mampu menghasilkan pupuk organik sendiri untuk keperluan pertanian mereka.
- Ternak Kelompok: Selain pertanian, mereka juga mengembangkan peternakan sapi sebagai salah satu sumber pendapatan tambahan.
Sarana dan Prasarana
Untuk mendukung aktivitas pertanian dan peternakan, kelompok ini telah memiliki berbagai alat dan mesin pertanian, di antaranya:
- 2 mesin bajak
- 2 mesin potong rumput
- 1 mesin perontok padi
- 2 cultivator
- 2 mesin potong rumput
- 1 steam air
- 1 air dryer tank untuk penyemprotan
- 1 mesin pompa air
Harapan dan Tantangan
Meskipun telah mendapatkan berbagai bantuan dan dukungan, Kelompok Tani Toboh Organik masih menghadapi beberapa tantangan, seperti menurunnya jumlah anggota aktif dan keterbatasan sumber daya dalam mengembangkan pertanian organik. Namun, dengan semangat dan kerja keras, mereka terus berusaha untuk mempertahankan dan meningkatkan produktivitas kelompok.
Ke depan, kelompok ini berharap dapat memperluas usaha pertanian dan peternakan mereka, meningkatkan kesejahteraan anggota, serta menginspirasi masyarakat sekitar untuk menerapkan metode pertanian yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan.
Sementara itu, Gunung Tandikek, yang juga dikenal sebagai Gunung Tandikat, memiliki ketinggian sekitar 2.438 meter di atas permukaan laut. Gunung ini dikenal dengan pemandangan lerengnya yang subur dan hutan yang masih asri, menjadikannya habitat bagi berbagai flora dan fauna khas daerah tropis. Gunung Tandikek juga menyuguhkan pemandangan menakjubkan dari puncaknya, termasuk hamparan sawah, perbukitan, dan pemukiman yang tampak kecil dari kejauhan.
Kedua gunung ini tidak hanya menjadi daya tarik wisata alam yang luar biasa, tetapi juga memiliki nilai penting bagi masyarakat setempat. Sebagai sumber air dan pengatur iklim mikro di wilayah Malalak Timur, keberadaan Gunung Singgalang dan Gunung Tandikek menjadi anugerah alam yang perlu dijaga kelestariannya. Bagi para wisatawan yang ingin menikmati keindahan pegunungan di Malalak Timur, perjalanan menuju daerah ini juga akan memberikan pengalaman menyenangkan dengan jalanan yang berkelok dan pemandangan alam yang tak kalah indah sepanjang perjalanan.



Pupuk Kompos
Pertanian Kelompok Tani
Peternakan Kelompok Tani